Sunday, October 23, 2016

Hidup Itu Memang Harus Berat Jika Ingin Berarti! Ini 6 Mantra Untuk Kuatkan Langkahmu ke Depan

Ada kalanya hidup terasa begitu berat. Kesalahan-kesalahan terjadi di luar kendali, semakin kamu perbaiki justru semakin salah. Satu masalah belum usai, yang lainnya sudah tiba. Mencari teman bicara pun terkadang tak banyak membantu. Segala resah dan masalah yang harus kamu tangani sendiri, membuat hari-harimu semakin tak tertahankan beratnya. Lantas mungkin kamu akan mulai bertanya-tanya, apakah hidup memang harus sebegitu beratnya?
Tunggu dulu, begitu pintamu. Kamu butuh waktu. Kamu butuh waktu untuk mengatur nafas. Untuk cuti sejenak dari segala resahnya kehidupan demi mengembalikan kewarasan. Lantas dalam jeda momen yang kamu buat sendiri, kamu sibuk merutuki kesialan, dan bertanya-tanya apa yang kini harus dilakukan. Namun apapun yang kamu pikirkan, seberat apapun masalah yang kamu hadapi, pilihanmu hanya satu: terus melangkah ke depan.

Resah dalam diri barangkali membuatmu bertanya-tanya mengapa kamu harus mengalami semua ini. Apakah dosa yang sudah kamu perbuat hingga harus mendapatkan masalah sebesar ini? Bukankah Tuhan tak akan memberikan ujian melebihi kemampuan hambanya? Sementara kamu mulai bertanya-tanya apakah kamu akan sanggup melaluinya. Hidup bagaikan membaca sebuah buku. Kamu tak bisa langsung melihat endingnya.
Halaman demi halaman, chapter demi chapter harus kamu lewati untuk mengerti keseluruhan cerita. Terkadang kamu membaca chapter yang begitu menyedihkan, sehingga rasanya kamu ingin skip dan lanjut ke lembar berikutnya. Ada kalanya juga, kamu membaca chapter yang menyenangkan dan membuat hatimu turut berbunga. Hidup pun sama. Untuk melihat endingnya, kamu harus menjalani tahap-tahapnya. Susah senang, di atas atau di bawah, bahagia dan derita, kamu memang harus mengalami itu semua, sebagai substansi yang memenuhi komposisi hidupmu sendiri.

Dalam pikiranmu yang gundah, kamu memenuhi hatimu dengan penyesalan. Kamu yakin bahwa sebab-musabab sebuah hal itu sudah mutlak hukumnya. Jadi seharusnya masalah ini tidak terjadi seandainya saja kamu tidak begini atau begitu. Ya, ya, menyesali sebuah kesalahan itu wajar. Namun jangan terlalu fokus ke sana. Masa itu sudah berlalu, sudah menjadi masa lalu. Sementara mengubah masa lalu adalah hal yang mustahil meskipun kamu punya pintu ke mana saja milik Doraemon. Masa lalu adalah benda mati yang tak bisa diubah lagi.
Tapi kamu punya masa kini. Kamu punya daya untuk memperbaiki. Dari masa lalu yang kamu sesali, kamu justru harus belajar untuk tidak mengulang hal yang sama, ketika melanjutkan apa yang sudah ada. Sejauh apapun kamu melangkah, masa lalu akan selalu berada selangkah di belakang kita. Kamu boleh menengok ke belakang untuk melihatnya, namun tidak bisa kembali ke sana. Jalanmu, adalah yang terbentang di depan mata.

Beratnya masalah yang kamu alami sampai membuatmu menyebutnya tragedi. Apakah hidup yang penuh tragedi ini bisa diperbaiki? Tidakkah yang sudah hancur tinggal menunggu waktu untuk dikubur? Ada satu hal yang harus kita pahami. Orang-orang yang di televisi, yang menghibur kita setiap hari, hidupnya barangkali tidak semudah yang kita lihat saat ini. Leeteuk, leader dari boyband Korea Super Junior, mengalami hidup yang berat. Perceraian keluarga, kekerasan yang dilakukan oleh ayahnya, sampai Ayah yang bunuh diri setelah membunuh kedua orang tuanya.
Siapa sangka bahwa mereka-mereka yang tertawa dan menghibur, hidup bergelimang kesuksesan ternyata menyimpan duka? Menteri keuangan kita, Sri Mulyani mengalami momen-momen penuh dilema. Di kala sang Bunda berbaring meregang nyawa, Sri Mulyani harus memimpin rapat ekonomi darurat. Keduanya sama-sama tanggung jawab, dan Sri Mulyani harus memilih salah satunya. Jadi kamu tak perlu berkecil hati. Seberat apapun kondisimu saat ini, tapi hidup tidak berhenti. Kamu masih bisa memperbaikinya, menatanya, menjadikannya lebih baik. Dimulai dari hari ini.

Lelah menghadapi hidup sendiri, lantas kamu berpikir bahwa betapa mudahnya bila kamu menjadi dia, atau dia, atau siapapun yang terlihat selalu bahagia. Betapa enaknya jadi orang kaya, apa-apa tinggal beli saja. Enaknya jadi artis, popularitas dan uang banyak sudah dimiliki. Enaknya jadi dia yang punya pasangan, jadi apa-apa bisa diceritakan. Intinya, enaknya hidup orang lain yang tak perlu mengalami masalahmu.
Namun kamu tak pernah tahu bagaimana kehidupan mereka yang sebenarnya. Bukan tak mungkin kamu justru lebih beruntung di sini. Bahkan di negeri dongengnya Nirmala (kamu yang pembaca majalah Bobopasti tahu ini), hidup yang serba indah dan baik-baik saja itu tidak ada. Masalah silih berganti datang itu hal biasa. Justru lika-liku yang penuh warna ini, menjadikan hidup punya kekhasan sendiri. Pahit manisnya layak dijalani.